Klub Serie A, Fiorentina, telah resmi mengontrak winger gaek asal Prancis, Franck Ribery. Pemain berusia 36 tahun itu direkrut secara gratis setelah tidak memperpanjang kontrak bersama klub Bundesliga, FC Bayern.
Franck Ribery merupakan pemain ketujuh yang didatangkan Fiorentina di bursa transfer musim ini. Sebelumnya, klub besutan Vincenzo Montella sudah merekrut enam pemain, yakni Erick Pulgar, Aleksa Terzic, Pol Lirola, Kevin-Prince Boateng, Milan Badelj, dan Riccardo Baroni.
Pemain sayap internasional Prancis itu sendiri telah menghabiskan 12 tahun di klub berjuluk The Bavarian, dan sukses memenangkan sembilan gelar Bundesliga. Saat tiba di Fiorentina, Ribery disambut hangat oleh para penggemar La Viola.
Ia merasa senang dan menganggap kalau Fiorentina adalah tempat terbaik untuk memulai petualangan baru.
“Halo Fiorentina. Sebuah lembaran baru bagiku dan keluarga baru saja dimulai,”
“Aku merasa sangat senang karena bergabung dengan klub luar biasa di kota yang luar biasa pula. Aku sudah tidak sabar untuk memulainya bersama rekan-rekan tim dan semua penggemar fantastis disini”. ungkap Ribery (dikutip dari Twitter resmi)
Resmi diperkenalkan sebagai penggawa anyar Fiorentina, Ribery kabarnya diberi gaji senilai 4 juta euro atau setara 63 milliar rupiah per tahun. Kontraknya pun diketahui berdurasi dua tahun.
Selain itu, Ribery juga masih melanjutkan tradisinya dengan memakai nomor punggung 7. Seperti diketahui, selama 12 tahun membela Bayern, Ribery sangat identik dengan nomor 7. Tak hanya itu, nomor punggung 7 juga dikenakanyya saat berlaga bersama Les Blues. Total, Ribery mampu catatkan 81 pertandingan bersama Tim Ayam Jantan.
Pelatih Fiorentina, Vincenzo Motella pun mengaku bahagia kalau tim besutannya terdapat nama baru sekelas Franck Ribery.
“Dia pemain yang luar biasa, dia bersemangat dan kami yakin dia bisa menampilkan level permainan terbaiknya di sini,”
“Dia telah melakukan sesi latihan pertamanya, tetapi hanya aku yang ada di sana saat itu, jadi aku memakai sepatu setelah bertahun-tahun dan bermain bersama.” ujar Montella (dikutip dari football-italia)
Namun setelah menjadi incaran Dynamo Moscow, Spartak Moscow, dan Al Nasr, mengapa Frank Ribery lebih memilih gabung Fiorentina?
Yang pertama jelas ia sangat menyukai kota dimana klub itu berbasis. Yang kedua menurut konsultan klub Fiorentina, Joe Barone, Ribery tertarik dengan projek yang diajukan. Tak hanya itu, Ribery juga begitu terkesan dengan suasana perkotaan Florence.
“Memilih Fiorentina itu mudah. Ini adalah kota seni, cinta, dan dia juga sudah belajar bahasa Italia. Istrinya pun mencintai Florence,”
“Dia sempat mendapat tawaran uang dengan jumlah banyak dari klub lain, tetapi tetap memilih Fiorentina. Dia melihat betapa luar biasanya penggemar di klub ini.” kata Barone (dikutip dari football-italia)
Selain hal tersebut, keputusannya untuk memilih Fiorentina juga tak lepas dari peran mantan rekan setimnya, Luca Toni.
“Aku senang. Aku disini bersama keluargaku,”
“Aku sudah berbicara dengan Fiorentina selama seminggu terakhir, dan juga dengan Luca Toni, yang mengatakan kepadaku bahwa Fiorentina adalah klub hebat dengan kota yang indah,”
“Aku senang berada disini, bahkan dengan bahasanya. Pemahamanku memang belum sempurna, tapi semua baik-baik saja.” ungkap Ribery (dikutip dari football-italia)
Lain lagi dengan penuturan physio FC Bayern yang berasal dari Italia, Gianni Bianchi. Binchi dengan pandangannya menganggap kalau kepergian Ribery dari Allianz Arena adalah karena sang pemain sudah tidak lagi merasa penting. Atau dengan kata lain, Ribery merasa bahwa dia sudah tidak memiliki peran sentral di klub besutan Niko Kovac.
Jadi bergabung dengan Fiorentina dinilai sebagai sebuah solusi terbaik baginya untuk bisa kembali menjadi “sorotan”.
“Franck ingin memiliki peran penting. Dia memilih untuk tidak memperpanjang kontrak dengan Bayern karena sudah merasa klub ini tidak akan memberi jaminan baginya,” kata Bianchi (dikutip dari squawka)
Kedatangan Ribery di Negri Pizza jelas memberi angin segar bagi persepakbolaan Italia. Kompetisi yang sempat meredup itu kembali diisi oleh pemain kelas wahid.
Tidak bisa dipungkiri kalau Serie A Italia pernah merajai dunia dengan pemain-pemain kelas atas plus klub-klub yang tak kalah luar biasa pula, termasuk Fiorentina.
La Viola tercatat pernah diisi deretan pemain top semacam Luca Toni, Adrian Mutu, Rui Costa, hingga Gabriel Omar Batistuta.
Kini, bermain bersama Federico Chiesa dan Kevin Prince Boateng, mampukah Franck Ribery mengembalikan kejayaan Fiorentina seperti sedia kala?