Raksasa Italia, Juventus, resmi meluncurkan jersey terbaru yang akan digunakan pada musim depan. Dijahit apparel ternama asal Jerman, desain kaos kandang ini berani membangkitkan memori masa lalu karena terselip list warna merah muda di tengah bagian warna hitam dan putih yang ikonik.
“Desain yang tak terduga sesuai dengan tradisi yang dijalin dalam DNA klub. Namun, telah berevolusi untuk menandai era baru progresif Juventus,”
“Kerah leher yang bersih dengan lengan hitam dan putih ditampilkan di jersey. Masing-masing dengan tiga garis yang kontras. Selain itu, seragam ini juga dilengkapi teknologi climate untuk mengeringkan keringat dan membuat pemakainya tetap kering,” Tulis Juventus di situs resmi klub.
Akan tetapi, Si Nyonya Tua harus menanggung malu setelah peluncuran jersey baru yang dikenakan pada laga melawan AS Roma, mereka kalah dengan skor 2-0.
Jika diperhatikan, Juventus memang menyetop tradisi yang sudah bertahan sekitar 116 tahun lalu. I Bianconeri tak lagi menggunakan motif belang vertikal hitam-putih di kaus mereka. Motif hitam putih memang masih dipertahankan, namun bukan lagi belang-belang seperti Zebra yang selama ini identik dengan klub tersebut.
Juventus sendiri punya sejarah yang cukup unik soal awal mulanya motif belang vertikal hitam-putih pada jersey mereka.
Menurut sejarah, mantan striker Juventus asal Inggris, John Savage, menjadi orang yang memperkenalkan motif tersebut. Sebelum identik dengan warna belang-belang, La Vecchia Signora lebih dulu menggunakan warna pink atau merah muda dalam jersey nya.
Jersey pink tersebut kemudian bermasalah. Warnanya kerap luntur ketika dicuci sehingga pihak klub mencoba memikirkan alternatif warna lainnya.
John Savage kemudian ditugasi untuk mencari warna yang cocok untuk timnya saat itu. Sang pemain pun merasa kesulitan sehingga meminta bantuan rekannya di kampung halamannya yang berada di Notts County, Inggris.
Lantaran sang teman merupakan fans berat klub Notts County, ia mengusulkan motif belang hitam-putih seperti warna jersey tim kesayangannya.
Setelah itu, John Savage mengusulkan warna tersebut kepada klub. Tak disangka, para pemain, pelatih, dan ofisial Juventus justru menyukai motif itu. Alhasil, warna itu dipakai dan menjadi pola yang identik dengan Si Nyonya Tua.
Namun karena dinilai menyetop tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun, jersey anyar Juventus banyak menuai cibiran.
Sejumlah fan ternyata memiliki pandangan lain terhadap perubahan tersebut. Sebagian besar dari mereka tampak tak senang dengan gaya seragam baru tim tercinta.
Banyak yang menyayangkan soal strip yang dihilangkan. Para pendukung itu menganggap jika Juventus telah menghilangkan identitas klub. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menyebut jika jersey itu sangatlah buruk.
Setelah Juventus mengumumkan perilisan jersey baru mereka di Twitter, banyak warganet yang langsung mencaci habis-habisan.
Sebut saja akun @MathiiazKainz, ia menyebut bahwa jersey yang akan dipakai musim depan adalah jersey terburuk Juventus sepanjang sejarah.
Lalu ada akun @Asis_tw, pemilik akun tersebut menyebut kalau jersey baru Juventus memiliki tampilan yang sama dengan salah satu produk deodoran bagi para pria.
Namun perlu diketahui bahwa ada alasan tersendiri mengapa Juventus melakukan perubahan yang cukup signifikan pada jersey baru mereka.
Seperti dilansir football-italia, motif itu dipilih guna meningkatkan penjualan di AS.
Dilaporkan, penelitian menunjukkan jersey Juventus yang sebelumnya bermotif belang-belang hitam dan putih tidak laku di AS. Itu dikarenakan motif itu mirip dengan kostum wasit bisbol dan American Football.
Karena alasan itulah, Juventus mengubah tampilan jerseynya.