Tepat sebelum jendela transfer musim panas 2019 ditutup, Tim Meriam London telah resmikan perekrutan bek muda asal Skotlandia, Kieran Tierney. Tierney yang saat itu masih berstatus sebagai pemain Glasgow Celtic dibeli dengan mahar senilai 25 juta pounds atau setara 401 milliar rupiah.
Dilaporkan, transfer Tierney menuju Arsenal terjadi sepuluh menit sebelum bursa transfer ditutup. Menurut mantan pemain Internasional Irlandia, David Connolly, Tierney merupakan pemain muda dengan prospek cerah.
“Dia memberimu banyak sekali pilihan. Dia bisa bermain di bek kiri, bek tengah, dan dibagian kiri namun sedikit lebih maju. Jadi aku mengerti mengapa Unai Emery sangat menginginkannya,”
“Aku pikir, dia akan menjadi pemain yang sangat cerdas.” ungkap Connolly (dikutip dari talksport).
Kieran Tierney, lahir di Douglas, Isle of Man, Skotlandia, pada 5 Juni 1997. Lahir di Isle, Tierney lalu pindah ke Lanarkshire pada usia muda, untuk kemudian bergabung dengan akademi Glasgow Celtic pada tahun 2005.
Sejak kecil, Tierney memang sangat mencintai sepakbola. Bahkan, hari-harinya selalu diisi dengan permainan sepakbola. Kecintaanya terhadap si kulit bundar juga diakui oleh mantan pelatihnya dulu, Brendan Rodgers.
“Dia masih sangat muda. Dia punya banyak sekali skill untuk dikembangkan. Dia akan menjadi pemain muda yang punya determinasi tinggi. Dia benar-benar menjalani hidupnya sebagai pesepakbola,”
“Dia tidak minum-minuman beralkohol dan tidak melakukan hal bodoh. Dia selalu semangat dalam setiap latihan.” ucap Rodgers (dikutip dari The Irish)
Karena dalam dirinya sudah tertanam kecintaan terhadap sepakbola dan saat itu ia bergabung dengan Celtic, Tierney pun menjadikan Celtic sebagai cinta pertamanya.
“Aku selalu membicarakan Celtic setelah pertandingan. Aku tidak bisa lepas dari itu. Itu karena aku mencintai Celtic dan sangat sulit untuk tidak membicarakan pertandingan mereka. Aku akan selalu mencintai Celtic.” ujar Tierney (dikutip dari 90min-football)
Setelah selama kurang lebih 10 tahun bermain untuk tim muda, Tierney akhirnya melakukan debut pada April 2015 dimana ia datang sebagai pemain pengganti dilaga melawan Dundee.
Di tahun berikutnya, Tierney mulai nikmati musimnya di Celtic. Total, ia telah mainkan sebanyak 30 pertandingan dan menggantikan Emilio Izaguirre yang mana saat itu lebih berpengalaman sebagai bek kiri.
Sama seperti apa yang dikatakan oleh David Connolly, terobosan Tierney dalam sepak bola profesional tidak diragukan lagi. Datang sebagai bek kiri, Tierney mampu mengisi pos bek kanan dan bahkan bek tengah. Saat bermain dengan Timnas Skotlandia, pemain berusia 21 tahun itu membuktikan kehebatannya saat ditaruh di sisi kanan pertahanan kala berada dibawah arahan manajer Gordon Strachan. Saat itu, Tierney berhasil membantu negaranya catatkan clean sheet melawan Slovenia, Lithuania, dan Malta.
Kemudian, ketika Inggris mengunjungi Hampden Park di kualifikasi Piala Dunia tahun 2017, Tierney diminta untuk bermain di sisi kiri, dan meskipun tubuhnya tergolong tak terlalu tinggi untuk seorang bek, ia mampu tunjukkan permainan yang mengesankan. Dengan gaya bermain yang bisa keluar masuk dari posisi alaminya, pemain asal Skotlandia ini telah buktikan pengalamannya untuk bisa mengatasi sebuah permasalahan penting di usianya yang masih begitu muda.
Sama seperti bek modern saat ini, Tierney juga memiliki kekuatan alami dan gertakan yang membuatnya menjadi salah satu kekuatan menyerang Celtic dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Permainan cemerlangnya lagi-lagi tak luput dari pujian Brendan Rodgers.
“Dia adalah bakat yang luar biasa dan seorang anak yang hebat untuk diajak bekerja sama. Kalian tahu kapan dia menggila dan dia benar-benar hebat,”
“Salah satu kekuatan besarnya adalah fisik, kekuatan, dan kemampuan berlarinya.” (dikutip dari Herald-Scotland)
Dengan potensinya yang memang luar biasa, mungkin pembuktian terbesar tentang seberapa baik Tierney adalah keberhasilan pribadinya dalam meraih tiga penghargaan PFA Young Player of the Year berturut-turut. Bek kiri itu benar-benar menjadi pemain yang konsisten dalam dominasi Celtic di beberapa tahun terakhir, termasuk prestasi klub berjuluk The Bhoys tahun lalu, dimana sosok Tierney menjadi yang pertama dalam sejarah liga yang mendapatkan penghargaan tersebut sebanyak tiga tahun secara beruntun.
Tierney juga menutup musim lalu dengan memenangkan penghargaan Goal of the Season untuk lesatan mautnya melawan Kilmarnock di Piala Betfred.
Semua itu memang terlihat luar biasa untuk catatan positif yang diraih oleh pemuda 22 tahun ini. Namun itu belum cukup jika tidak menyertakan momen ketika sang pemain sudah mengemban jabatan kapten diusianya yang saat itu masih menginjak 21 tahun.
Meski tergolong muda, kualitas kepemimpinan Tierney telah dibuktikannya di Celtic dan Skotlandia dalam beberapa tahun terakhir. Oktober tahun lalu, menyusul cedera pada veteran Scott Brown, pelatih menunjuk Tierney sebagai kapten menjelang pertandingan Liga Europa melawan Red Bull Salzburg.
Berbicara tentang penunjukkan dirinya sebagai kapten, Tierney mengatakan,
“Aku telah bekerja keras sepanjang hidup untuk saat-saat seperti ini. Dilihat dan dicintai banyak orang adalah sesuatu yang aku impikan. Karena saat itu, aku bisa melihat hasil dari kerja kerasku selama ini.” kata Tierney (dikutip dari daily record)
Selama membela seragam kebesaran Celtic, Tierney sukses mengumpulkan sebanyak lima gelar Liga Skotlandia, tiga gelar Piala Skotlandia, dan tiga gelar Piala Liga.
Dengan prestasi mentereng dan pengalaman yang dirasa cukup, Tierney mendapat tantangan untuk menaklukkan Liga Primer Inggris bersama Arsenal. Meski kepergiannya dari Celtic Park disesalkan oleh banyak penggemar, pelatih Celtic saat ini, Neill Lennon, menganggap kalau ini adalah hal yang lumrah terjadi.
Ia percaya Tierney sudah siap menerima tantangan dan berharap keberuntungan untuk sang pemain.