Jose Mourinho telah dikenal sebagai juru taktik terbaik yang pernah ada. Setiap klub yang pernah di besutnya tak jarang selalu meraih trofi. Di mulai dari Fc Porto, Mou pernah membawa klub asal Portugal itu merengkuh trofi si kuping besar.
Setelah itu bersama Chelsea, Mou kembali hadirkan banyak gelar untuk tim kesayangan publik Stamford Bridge. Berturut-berturut Mou kembali membawa klub raih kesuksesan ketika menukangi Inter Milan, Real Madrid, Chelsea dan Manchester United. Bahkan, di United, Mou menghadirkan trofi piala liga, community shield dan Liga Eropa.
Tapi setelah itu, setelah beberapa hasil pertandingan yang mengecewakan. Pada 18 desember 2018, Mou terdepak sebagai pelatih Manchester United. Sejak itu hingga sekarang Mou belum lagi menangani sebuah kesebelasan.
Untuk mengisi waktu luang, Mou mencari pelarian dengan menjadi komentator pertandingan alias pandit untuk partai-partai Liga Inggris (EPL).
Karier Mou sebagai pandit sebenarnya sudah dimulai sejak musim lalu, ketika menjadi bintang tamu dalam beberapa partai Liga Inggris di BeIN Sports.
Namun, secara tetap, sepak terjangnya sebagai pandit baru dikukuhkan dengan menandatangani kontrak bersama SkySports per awal musim ini. Selama belum melatih, Mou akan terikat kontrak untuk menjadi pandit di SkySports sampai akhir musim nanti.
Pada pertandingan antara tuan rumah Liverpool melawan Manchester City akhir pekan kemarin. Mou menjadi komentator laga di Sky sport. Pada saat menjadi komentator tersebut, memberikan pernyataan menohok kepada mantan pemain Manchester City, Vincent Kompany.
Kejadian tersebut bermula saat Kompany mengungkapkan bahwa beberapa musim terakhir Liverpool berada di puncak klasemen, namun Manchester City mampu membuntuti di belakangnya.
“Dalam hal ini, jika Anda melihat pada dekade terakhir ini, ada beberapa kali di mana Liverpool berada di puncak liga dan ada beberapa kali City berada di belakang juga,” ujar Vincent Kompany, (dikutip dari Sportbible).
Pernyataan Kompany mengundang komentar dari Mourinho. Mantan manajer ​Manchester United itu menilai bahwa pemain asal Belgia tersebut dan seluruh pihak yang ada di dalam skuat Man City harusnya berterima kasih padanya karena sudah membantu mereka memenangkan ​Premier League di musim 2013/14 dan 2017/18.
“​Manchester City adalah tim terbaik pada saat itu. Saat saya memberikan titel juara pada ​City, Anda tidak pernah mengucapkan terima kasih pada saya. Saat saya memberi Anda gelar juara dengan memenangkan pertandingan di Anfield, Anda juga tidak menghubungi saya dan mengucapkan ‘Terima kasih Tuan’,” ucap Jose Mourinho. (Dikutip Sportbible)
Sekadar informasi, pada musim 2013/ 14, Jose Mourinho merupakan pelatih Chelsea. Kala itu, tim asuhannya itu mampu mengalahkan Liverpool dengan skor 2-0 di Anfield pada 2014.
Kekalahan Liverpool atas Chelsea tersebut membuat perburuan juara Liga Primer kembali terbuka. Pada musim itu, Manchester City justru yang menjadi juara setelah mengalahkan West Ham di laga pamungkas Liga Primer musim 2013/ 14.
Kemudian pada musim 2017/18, saat Mourinho menjadi pelatih United, ia kembali menggagalkan calon juara, Liverpool. Dua gol Marcus Rashford memupuskan harapan Liverpool juara Liga Primer.
Namun, pada musim 2019/20 ini, The Citizen harus tertinggal sembilan angka dari Liverpool yang berada di puncak klasemen. Selain itu, tim asuhan Pep Guardiola itu posisinya harus turun dari urutan dua ke peringkat keempat dengan raihan 25 poin.
Kekalahan 1-3 dari Liverpool pada akhir pekan, menjadi penyebab Man City harus merelakan posisi kedua yang saat ini ditempati Leicester City usai menang atas Arsenal.