Pada lanjutan matchday 4 liga champions musim 2019/20, Real Madrid sukses mengalahkan Galatasaray dengan skor telak 6-0 di Stadion Santiago Barnebeu. Enam gol Los Blancos masing-masing dicetak Rodrygo Goes 3 gol, Karim Benzema 2 gol dan Sergio Ramos satu gol.
Ketiga gol Rodrygo Goes masing-masing dicetak pada menit 4, 7 dan 90+2. Pemain berusia 18 tahun yang baru didatangkan Real Madrid pada musim panas tahun ini itu sejatinya bisa mencetak hattrick dalam waktu 10 menit jika Rodrygo mengambil penalti.
Pada menit ke-14, Real Madrid mendapatkan hadiah penalti setelah Toni Kroos dijatuhkan oleh Steven N’zonzi di kotak penalti. Rodrygo mempunyai peluang mencetak hattrick lebih cepat, akan tetapi Sergio Ramos memilih untuk mengambil tugas menendang penalti tersebut.
Sergio Ramos yang menjadi algojo sukses menjalankan tugasnya lewat sepakan panenkanya. Gol tersebut membuat tim asuhan Zinedine Zidane unggul 3-0 atas wakil asal Turki.
Kejadian Sergio Ramos tak memberikan penalti pada Rodrygo pun menjadi sorotan. Padahal jika Rodrygo Goes diberi kesempatan tersebut ia bisa mencatatkan rekor hattrick dalam 10 menit di usianya yang baru 18 tahun.
Gol pertama pemuda itu adalah upaya individu yang brilian, ketika ia melakukan gerakan meliuk-liuk di dalam kotak penalti sebelum melepaskan tembakan rendah dengan kaki kirinya yang gagal diantisipasi kiper Galatasaray.
Yang kedua adalah sundulan cekatan dari umpan silang Marcelo dan dia menambahkan gol pertamanya di menit terakhir berkat upaya jarak dekat dengan kaki kanannya, melengkapi hat-trick sempurna.
Pemuda itu terlihat seperti bakat yang serius dan tidak seperti Vinicius Junior, Rodrygo terlihat sangat tenang di depan gawang. Rodrygo juga membuat assist di akhir babak pertama, ia meletakkan bola didepan gawang yang kemudian berhasil disambut oleh Karim Benzema.
Atas aksi yang dilakukan Sergio Ramos yang tidak memberikan penalti kepada Rodrygo, pemain timnas Spanyol itu pun panen kritikan pedas. Banyak warga Net yang mencibirnya melalu Media sosial Twitter.
Akun Twitter atas nama Paddy Power bahkan menyebut Ramos adalah seorang bajingan, karena ia tidak memberi kesempatan kepada Rodrygo untuk ambil Penalti.
Sementara akun Twitter bernama Covering Futbol mengatakan : “Jika Ramos memberi Rodrygo bola untuk penalti dan sukses dicetak. Ia akan memiliki hat-trick tercepat dalam sejarah UCL. Sebelumnya adalah Marco Simeone [24 menit] untuk Milan v Rosenberg pada tahun 1996).
Kini meski gagal mencetak hattrik tercepat, setidaknya Rodrygo berhasil menjadi salah satu pemain muda Brasil yang mencatatkan namanya di papan skor pada ajang Liga Champions. Musim ini, Rodrygo telah membukukan 5 gol dari 6 penampilannya bersama Madrid. Ia pun disebut-sebut akan kembali menunjukan performa gemilangnya di pertandingan-pertandingan selanjutnya.