Masa depan Gareth Bale bersama Real Madrid sedang berada di ujung tanduk. Si pelari cepat itu tak lagi mampu mengayunkan kaki lincahnya untuk membuat takjub para madridista. Enam tahun berada di ibukota Negri Adu Banteng, Gareth Bale hampir pasti menutup catatan indahnya bersama klub berjuluk Los Galacticos.
Bukan karena memang ingin pergi atau mendapat tawaran yang lebih menggiurkan, akhir kisah Bale dengan el Real justru keluar dari perseteruannya dengan pelatih Zinedine Zidane.
Polemik antara Gareth Bale dan Zinedine Zidane sebenarnya bukan hal baru. Sebelum mencapai klimaks seperti sekarang ini, Bale lebih dulu membuat Zidane kesal. Saat itu, pemain asal Wales dianggap sang pelatih sebagai pemain yang tak terlalu taat akan aturan. Bale diketahui menolak untuk mendengar instruksi darinya dan dari mantan rekan setimnya, Critiano Ronaldo.
Hal tersebut ditengarai menjadi benih kebencian Zidane kepada Bale.
Bahkan, saat klub memilih untuk menjual Ronaldo dan mempertahankan Bale, Zidane dikabarkan marah bukan main. Menurut mantan presiden el Real, Ramon Calderon, kepergian Zinedine Zidane pada akhir musim 2017/18 adalah karena pihak klub lebih memilih mempertahankan Gareth Bale dan melepas Cristiano Ronaldo.
“Zidane mengabaikannya (Bale) ketika dia meninggalkan klub pada awal musim lalu. Dia ingin mempertahankan Cristiano Ronaldo dan menjual Bale. Presiden tidak mengikuti saran itu, jadi Zidane meninggalkan klub,” ungkap Calderon (dikutip dari Sky Sport)
Setelah sempat pergi meninggalkan Madrid, Zidane akhirnya kembali. Disana, masih terlihat nama Bale yang mengisi daftar pemain Los Blancos. Seakan masih punya dendam tersendiri kepada Bale, Zidane tampak acuh dengan kesempatan bermain mantan penggawa Tottenham itu. Beberapa kali ia menempatkan Bale dibangku cadangan. Bahkan saat pertandingan terakhir La Liga.
Dari rentetan hal-hal tersebut, konflik dingin antara Gareth Bale dan Zinedine Zidane semakin menjadi.
Kali ini, lebih tepatnya saat Real Madrid jalani tur pra musim di Amerika Serikat, Zidane melontarkan komentar yang luar biasa pedas terhadap isu kepergian Bale. Saat diwawancara, Zidane berkata,
“Kami harap dia segera pergi. Ini akan menjadi keputusan terbaik bagi semua pihak,”
“Aku tidak memiliki masalah dengannya. tetapi ada saat-saat dimana kita harus melakukan sesuatu.” ujar Zidane (dikutip dari goal)
Komentar itu sontak membuat kaget semua pihak. Pelatih asal Prancis dianggap telah menandai berakhirnya perang dingin dengan Gareth Bale, dengan ‘menyuruh’ sang pemain untuk segera angkat kaki dari Bernabeu.
Mendengar hal tersebut, agen Gareth Bale, Jonathan Barnett, naik pitam. Ia lantas mengecam pernyataan Zidane. Menurutnya, komentar terbaru Zidane soal Bale sangat tidak pantas dan memalukan.
“Zidane sangat memalukan. Dia tidak menunjukkan respek kepada pemain yang sudah memberikan banyak hal untuk klub.” kata Barnett (dikutip dari football-espana)
Jika mendengar pernyataan sang agen, semua pasti bakal mengangguk setuju. Bukan hanya tentang Zidane yang bertindak memalukan, tetapi juga tentang ungkapan yang menyebut kalau Bale sudah memberikan banyak hal kepada klub.
Sejak didatangkan el Real sekitar enam tahun lalu, Bale telah memecahkan rekor sebagai pemain termahal dunia. Tercatat, gelontoran dana senilai 1,5 triliun telah dikeluarkan Madrid hanya untuk mendatangkan pemain bintang milik Tottenham Horspurs.
Selama membela panji Los Galacticos, Bale mampu lesatkan 102 gol dan 65 assist dari 231 pertandingan. Lewat gelontoran gol-gol spektakulernya itu, Bale berhasil memberi kenangan indah bagi para pecinta Real Madrid di seluruh dunia.
Kenangan pertama, para penggemar tentu tak akan lupa dengan kontribusi Bale yang mencetak gol di laga final Liga Champions 2014 melawan Atletico Madrid. Bale menjadi salah satu penentu kemenangan el Real saat sukses jungkalkan rival sekota dengan skor telah 4-1.
Kemudian saat Bale mencetak gol luar biasa di laga final Copa del Rey melawan FC Barcelona. Itu juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi siapapun yang menyaksikannya.
Lalu yang tak kalah mengesankan adalah saat Gareth Bale tampil begitu luar biasa di laga final Liga Champions melawan Liverpool. Masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke 61, Bale langsung menggemparkan seisi stadion dengan lesatan akrobatiknya ke gawang Karius. Tak sampai disitu, Bale kembali pamer skill dengan mencetak gol kedua melalui sepakan jarak jauh yang lagi-lagi gagal diantisipasi penjaga gawang Liverpool.
Menanggapi komentar sang pelatih, Bale juga mengaku kesal. Sama seperti sang agen, ia sangat menyayangkan komentar pedas yang terlontar dari mulut Zidane.
Jika bicara tentang roda kehidupan, maka hal tersebut sangatlah wajar. Bale telah melalui berbagai jalan terjal sebelum bisa memberi empat gelar Champions League kepada Madrid. Dia bahkan sempat dinilai tak mau berbaur dengan pemain lain karena keterbatasan bahasa.
Tak hanya itu, Bale bahkan kedapatan lebih memilih untuk bermain golf ketimbang harus menghadiri acara makan malam dengan para penggawa Real Madrid lainnya.
Permasalahan Bale itu sempat membuat kapten Sergio Ramos angkat bicara. Menurut sang kapten, para penggemar telah melihat sosok Bale sebagai pemain yang sudah tidak bisa diandalkan. Dengan usia nya yang kini menginjak 30 tahun, Bale kerap bermasalah dengan cedera dan tak jarang gagal memanfaatkan peluang didepan gawang.
Dengan situasi yang semakin pelik, sang agen pun sedang berupaya untuk carikan Bale klub baru. Setelah sempat menolak tawaran klub China, Shanghai Shenhua, kini ia kembali mendapat tawaran dari klub yang berasal dari Negri Tirai Bambu.
Dilaporkan, Jiangsu Suning telah menyiapkan budget selangit untuk memboyong Bale ke Tiongkok. Bahkan klub yang bermarkas di Nanjing Olympic Stadium telah tawarkan gaji sebesar 1 juta euro atau setara 15 milliar rupiah per pekan kepada bintang asal Wales tersebut.
Melihat fenomena Gareth Bale, ada baiknya kita juga memantau dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Yaitu, dari Real Madrid itu sendiri. Terlepas dari keinginan Zidane yang memang berhasrat melepas sang pemain, Real Madrid juga termasuk kedalam klub yang dinilai sulit menghargai jasa para pemainnya.
Semua pasti ingat dengan kasus yang menimpa penjaga gawang Iker Cassilas. Meski sudah memberi banyak sekali kontribusi untuk klub, Cassillas yang saat itu berseteru dengan pelatih Jose Mourinho dipaksa angkat kaki dari Bernabeu. Parahnya lagi, para penggemar malah membela sang pelatih ketimbang pemain yang sudah banyak berkorban untuk klub.
Iker Cassillas yang sudah bergabung dengan klub sejak usia 16 tahun itupun hanya duduk sendirian sambil menangis didepan para wartawan yang menghadiri proses perpisahannya dengan klub.
Lalu ada kepergian David Beckham yang tak kalah miris. Saat itu, Beckham ‘dipaksa’ keluar setelah berseteru dengan pelatih Fabio Capello. Bahkan, Capello sampai mengucap kalau sang pemilik tendangan pisang tidak akan pernah mengenakan kostum el Real lagi.
Yang terbaru tentu kepergian Cristiano Ronaldo. Semua tak menyangka kalau Ronaldo bakal angkat kaki dari Bernabeu. Pasalnya, pria Portugal telah menjalani musim yang luar biasa hebat bersama Real Madrid. Berbagai gelar bergengsi baik bersama klub maupun individu berhasil disumbangkan oleh pemain berjuluk CR7.
Namun karena berseteru dengan presiden Florentino Perez, Ronaldo akhirnya memilih pergi. Saat sudah lepas dari klub Spanyol, Ronaldo mengungkap kalau sang presiden hanya ingin menggunakannya sebagai mesin pencetak uang.
Meski telah melakukan hal yang terbilang kejam, Real Madrid tetap dipuja banyak penggemar. Itu karena mereka terus menjadi pemenang dan tak henti-hentinya mendatangkan pemain bintang baru.
Saat ini, Bale dianggap sebagai pemain yang bakal menemui lembaran terakhirnya bersama Real Madrid. Dibalut dengan konflik dingin bersama Zinedine Zidane, Bale menjadi galactico teranyar yang rasakan sejarah pahit klub asal Spanyol itu.