Gerard Pique dikenal sebagai salah satu bek tertangguh di dunia. Ia banyak menyumbangkan gelar bergengsi bagi klub yang dibelanya saat ini, FC Barcelona. Mulai dari La Liga hingga Liga Champions Eropa, semuanya pernah diangkat oleh suami dari penyanyi kondang, Shakira.
Namun sebelum meraih kejayaan bersama FC Barcelona, Gerard Pique lebih duluh meniti karier di Old Trafford. Bergabung dengan Manchester United dari akademi La Masia, Pique mendapat banyak sekali pembelajaran. Ia bertemu dengan sejumlah pemain hebat dan tak jarang mencuri ilmu dari para seniornya di United.
Selain dikenal sebagai pria tangguh, Pique juga merupakan sosok yang sangat usil. Hal itu bisa dibuktikan kala dirinya masih menetap di kota Manchester.
Pique pernah memperkuat MU pada medio 2004 hingga 2008. Ada 23 pertandingan di semua ajang yang dimainkan Pique saat berseragam The Red Devils. Jumlah main itulah yang pada akhirnya membuat Blaugrana tertarik untuk memulangkan Pique.
Pada masa kembalinya ke Barca, Pique sudah dua kali bertemu mantan klubnya itu di laga akbar. Kedua duel tersebut terjadi pada final Liga Champions 2009 di Olimpico Roma, dan final 2011 di Wembley. Ketika itu, Barca sukses menang di dua laga tersebut.
Seperti yang sudah disinggung diawal, Pique yang merupakan sosok jahil punya pengalaman tak terlupakan disana.
Saat itu, bek sentral FC Barcelona ini menganggap ruang ganti Setan Merah lebih berwarna dan amat mengakomodasi sisi isengnya. Pique yang telah mengoleksi seabrek trofi bersama FC Barcelona mengaku ada perbedaan mendasar di antara kedua klub yang membuatnya selalu merindukan United.
Menurutnya, di Barcelona ia tidak bisa bebas melakukan hal-hal iseng. Pasalnya, humor Pique kerap diterima dengan tidak baik oleh orang-orang disana. Ia pun lebih suka melakukan hal-hal jahil di Manchester United, yang menurutnya, orang-orang disana lebih santai dan mudah bergurau.
Diceritakan saat Pique masih berseragam Manchester United, ia pernah menjahili Patrice Evra dengan membakar sepatu milik pemain asal Perancis itu yang baru saja dipesan dari Nike. Sepatu itu terasa sangat spesial bagi Evra karena ia telah menantikan waktu yang cukup lama agar Nike mampu menaruh nama anak-anaknya di sepatu tersebut.
“Suatu hari, Evra datang dengan sepatu baru yang dibuatnya bersama Nike selama berbulan-bulan. Di sepatu itu, ada nama anak-anaknya dan berbagai detail lainnya,”
“Dia lalu pergi mandi, dan kami kemudian membuat api kecil untuk membakar sepatu itu. Kami merekamnya dan memberikan videonya pada Evra,” kata Pique. (dikutip dari sportbible)
Karena kesal, Evra membalas dengan mengambil sepatu milik Pique lalu membawanya ke toilet. Setelah itu, Evra membuang air besar di sepatu milik Pique yang telah diambilnya.
“Dia membakar sepatuku dan itu tidak lucu. Ternyata, pelakunya Pique,”
“Jadi, aku mengambil sepatunya dan buang air di dalamnya,” tutur pria asal Prancis itu. (dikutip dari sportbible)
Seperti yang sudah dijelaskan, menurut Pique, candaan orang-orang di Manchester United memang terbilang ekstrim. Meski kerap dianggap kelewatan, Pique mengatakan kalau kebanyakan orang disana tidak akan marah saat dijahili.
Pique menilai kalau perbedaan kultur menjadi alasan mengapa ia sulit untuk melakukan hal konyol di Barcelona. Hal itu terbukti kala Pique ingin melakukan aksi jahil, namun gagal.
“Pada beberapa tahun pertamaku di Barcelona, aku mencoba mengulangi candaan itu, tapi hasilnya tak seperti di MU,”
“Di Manchester, para pemain akan mengambil baju termahal yang baru saja kalian beli lalu memakaikannya di pagar betis buatan. Baju itu akan kotor ketika bola mengenainya. Di MU, ruang gantinya begitu hidup.” kata Pique (dikutip dari buzz.ie)