Seluruh penggemar Liga Inggris, khususnya Manchester United pasti tidak akan pernah lupa dengan aksi luar biasa Ruud van Nistelrooy diatas lapangan.
Tepat pada 22 Maret 2003, penyerang asal Belanda berhasil mengukir cerita. Hari itu menjadi yang bersejarah bagi Ruud van Nistelrooy. Pasalnya, penyerang legendaris Manchester United ini membukukan gol berkelas saat The Red Devils menjamu Fulham, dengan melakukan solo run dari tengah lapangan.
Langit Old Trafford menjadi saksi dari skill tingkat tinggi predator paling ditakuti. Menerima sodoran bola dari tengah lapangan, Ruudtje menggiring bola sendirian memasuki area pertahanan lawan. Sebuah pertunjukan yang tidak biasa, lantaran striker jangkung tersebut dikenal tidak memiliki kemampuan olah bola yang cukup baik.
Berlari sendirian, membuat Nistelrooy “dipaksa” untuk melewati hadangan lawan. Ada 3 hingga 4 pemain yang dilewatinya, dan tepat setelah memasuki kotak penalti, ia melepaskan tendangan terukur ke pojok kanan gawang Fulham. Sebuah gol dengan aksi individu, dari penyerang yang kata orang, excellent goal getter but bad footballer.
Ya, Ruud van Nistelrooy memang disebut sebagai penyerang yang hebat namun bukan pesepak bola yang bagus. Adalah Johan Cruyff. Legenda asal Belanda menyebut Ruud van Nistelrooy sebagai pencetak gol handal, namun secara permainan, ia tak cukup baik mengatur itu semua.
Ungkapan itu tak lantas membuat ketajaman Nistelrooy pudar. Mengambil sisi positif dari ungkapan sang legenda, Nistelrooy paham betul cara mencetak gol melalui aksi yang elegan.
Ruud van Nistelrooy lahir pada 1 Juli 1976 di Oss, North Brabant, Belanda. Ia memulai kariernya pada tahun 1993 di usia 17 tahun. Nistelrooy bermain di Den Bosch di mana ia mulai bermain sebagai penyerang setelah sebelumnya bermain sebagai gelandang tengah.
Nistelrooy sempat bergabung dengan Heerenveen pada musim 1997/98 meski hanya bermain satu musim saja. Musim berikutnya, PSV Eindhoven berhasil mendapat tanda tangan Van Nistelrooy yang saat itu memecahkan rekor transfer untuk kedua klub sekaligus. Transfer tersebut bernilai 6,3 juta euro.
Pada tahun 1999, Nistelrooy mendapat penghargaan Dutch Player of the Year, berkat penampilannya yang sangat baik dengan mencetak 31 gol dari 34 pertandingan.
Berkat kegemilangannya di depan gawang, Ruud van Nistelrooy bergabung dengan Manchester United pada bursa transfer musim panas 2000.
Sebelumnya, anak Sir Alex Ferguson, Darren, yang sedang berada di Heerenveen meminta sang ayah untuk merekrut Van Nistelrooy .
Ia terus meminta sang ayah dan mengatakan bahwa Nistelrooy sangatlah fantastis. Tak lama, Fergie mengirimkan perwakilan untuk menonton pertandingan PSV di liga, dan keesokan harinya Van Nistelrooy telah bergabung United.
Namun begitu, Van Nistelrooy baru resmi menandatangani kontraknya pada awal musim 2001/02 karena sebelumnya mengalami cedera dan harus istirahat satu tahun penuh.
Ia melakukan debutnya di Premier League ketika United bertemu Fulham di Old Trafford pada 19 Agustus 2001. Pada pertandingan tersebut, Van Nistelrooy mencetak dua gol.
Dari situ, publik Old Trafford langsung menilai kalau sang pemain merupakan penyerang yang dicari tim setan merah.
Benar saja, pada musim 2001/02, Nistelrooy mendapat penghargaan PFA Player of the Year berkat torehan 23 gol dalam 32 pertandingan liga. Ia pun memecahkan rekor Mark Stein, Alan Shearer, dan Thierry Henry, dengan mencetak gol dalam delapan pertandingan liga berturut-turut.
Tak sampai disitu, Van nistelrooy juga sukses menjadi pencetak gol terbanyak Premier League musim 2002/03 dengan raihan 25 gol dari 34 pertandingan. Ia juga sekaligus melewati rekor miliknya sendiri dengan mencetak gol dalam 10 pertandingan, setelah ia mencetak gol di dua pertandingan awal Premier League musim 2003/04.
Dengan torehan yang tak main-main, ucapan Johan Cruyff tentang pencetak gol yang baik benar-benar dibuktikan oleh van Nistelrooy. Ia menjadi jantung dari daya gedor United selama bertahun-tahun.
Sepanjang kariernya bersama penyerang kenamaan asal Belanda, Nistelrooy punya catatan rasio gol terbaik. Ia memiliki rataan 0,59 gol tiap pertandingan. Unggul dari Robin van Persie (0,47), Dennis Bergkamp (0,38) dan Patrick Kluivert (0,43).
Manchester United menjadi salah satu tempat raihan gol terbaik pria bertinggi 188 cm ini. Di Old Trafford, ia memiliki rataan 0,68 gol per pertandingan. Di Real Madrid (0,64) dan PSV Eindhoven (0,78).
Van Nistelrroy memang penyerang cerdas. Lupakan sejenak tentang kekurangan dirinya. Secara teknis Nistelrooy sangatlah luar biasa. Penggabungan kecepatan, kekuatan, dan kecerdasan di depan gawang nyaris menghasilkan gol di setiap kesempatan.
Seperti rekan senegaranya, Marco van Basten hingga Robin van Persie, gol melalui sepakan voli menjadi santapan favorit penyerang dengan nomor punggung 10 ini.
Melihat kendalinya, ia begitu luar biasa dengan kecohan brilian. Ia juga selalu memiliki ruang untuk memposisikan tubuh dalam kondisi semaksimal mungkin, demi menjebol gawang lawan.
Namun layaknya pesepakbola lainnya, Nistelrooy juga sempat miliki catatan kelam. Ia pernah diserang setelah pertandingan usai oleh lima pemain Arsenal pada 21 September 2003. Laga tersebut kemudian dijuluki “Battle of Old Trafford”.
Sebelumnya, Van Nistelrooy dianggap curang ketika ia melompat ke punggung Patrick Vieira, dan Vieira bereaksi dengan gerakan menendang Van Nistelrooy. Wasit membuat keputusan dengan memberi kedua kartu kuning kepada dua pemain tersebut.
Karena hal itu, Vieira mendapat kartu kuning kedua dan harus meninggalkan lapangan.
Tepat setelah kejadian, United mendapat hadiah tendangan penalti karena Martin Keown melanggar Diego Forlan di dalam kotak penalti. Van Nistelrooy yang mengambil kesempatan tendangan penalti, gagal mengkonversikannya menjadi gol, tendangannya menghantam mistar gawang.
Tak lama, wasit pun meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, dan penyerangan tersebut terjadi. Martin Keown, Lauren Ray Parlour, Ashley Cole dan Kolo Toure mulai menyerang Van Nistelrooy.
Perjalanannya bersama United sendiri berakhir pada tahun 2006. Saat itu, Wayne Rooney mengatakan kalau kehadiran Cristiano Ronaldo menjadi penyebab hengkangnya Ruud van Nistelrooy dari Manchester United.
Rooney dan Nistelrooy sendiri merupakan andalan di lini serang United. Kebersamaan mereka berakhir setelah Van Nistelrooy memutuskan hengkang ke Real Madrid menyusul David Beckham.
“Ruud van Nistelrooy adalah striker haus gol. Jika kami menang dengan skor 4-0 dan dia tidak mencetak gol, dia akan marah,”
“Pada musim keduaku di Manchester United, ada beberapa masalah karena kehadiran Cristiano Ronaldo. Sir Alex harus membuat keputusan. Pada akhirnya, ia membuat keputusan yang tepat.”
“Saat itu, Ronaldo belum menjadi pemain yang seperti sekarang. Van Nistelrooy terbiasa dengan cara bermain kami sebelumnya yang mengandalkan David Beckham dan Ryan Giggs untuk menyisir lapangan dan melepas umpan.”
“Namun ketika Ronaldo datang, dia lebih sering melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Nistelrooy merasa frustrasi dengan cara bermain seperti itu. Ia pun membuat keputusan untuk melanjutkan karier bersama Real Madrid,” ungkap Rooney (via mirror.co.uk)
Selama lima musim memperkuat The Red Devils, Nistelrooy mempersembahkan empat gelar, yaitu Premier League, FA Cup, Piala Liga dan Community Shield. Ia juga mencatatkan 219 penampilan dan menyumbang 150 gol untuk Manchester United.
Tepat pada 28 Juli 2006 dengan nilai transfer mencapai 14 juta euro, Nistelrooy resmi berseragam Los Blancos. Masih dengan ketajaman yang sama, ia sukses mendapat penghargaan Pichichi dengan 25 gol dan membawa trofi La Liga ke Santiago Bernabeu pada musim pertamanya di Madrid.
Akan tetapi pada musim 2008/09, Nistelrooy harus rela menghabiskan waktu diluar lapangan. Ia mengalami cedera parah dan harus melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan dokter spesialis yang juga pernah ia temui ketika melakukan operasi pada tahun 2000.
Tak lama kemudian, NIstelrooy putuskan hengkang ke Hamburger SV. Ia sempat kembali ke La Liga, namun bukan dengan Madrid, melainkan Malaga.
Ia resmi bergabung dengan Malaga dengan status free transfer. Pengenalan Van Nistelrooy di La Rosaleda Stadium saat itu dihadiri oleh sekitar 15.000 orang.
Hingga pada akhirnya, sang pencetak gol sejati memutuskan pensiun pada 14 Mei 2012.
Perjalanan van Nistelrooy pantas disebut sebagai salah satu yang luar biasa. Seorang seniman di lini serang selalu tampil mewah dengan gol-gol yang elegan.
Meski bukan pesepakbola yang bagus, setidaknya, cara dia mencetak gol hingga jumlah yang ia kumpulkan, sudah cukup untuk menaruh namanya di jajaran penyerang paling megah dari Negri Belanda.