Tammy Abraham resmi kenakan nomor punggung 9 di Chelsea untuk musim 2019/20. Pemain berusia 21 tahun itu percaya kalau dirinya bisa tampil maksimal meski banyak suara yang menyebut kalau ia akan gagal di Chelsea karena sudah putuskan untuk memakai nomor 9.
Abraham siap taklukkan kutukan tersebut dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mengenakan nomor 9 yang identik dengan penyerang-penyerang top dunia.
“Aku bangga mengenakan nomor 9 di Chelsea. Aku berkata kepada manajer dan bertanya apakah aku boleh mengenakan nomor tersebut. Manajer berkata jika aku siap, aku dipersilakan.”
“Aku pun langsung berkata ‘aku siap’ dan aku senang mendapatkan penawaran itu. Aku dengar nomor 9 bak sampah di sini, namun aku di sini untuk bermain dan menampilkan permainan terbaik ku”. ucap Abraham (dikutip dari sportbible)
Belum lama setelah resmi diperkenalkan sebagai pemain yang kenakan nomor 9 di Chelsea, Abraham diturunkan oleh pelatih Frank Lampard dilaga melawan MU. Namun dirinya tak terlalu beruntung dilaga itu karena gagal mencetak gol setelah sepakannya hanya membentur mistar gawang yang dijaga David de Gea.
Setelah itu, Abraham juga tampil di laga melawan Liverpool pada ajang Piala Super Eropa yang dihelat di Turki. Dirinya yang memakai nomor punggung 9 menjadi penyebab kegagalan Frank Lampard untuk mengangkat trofi pertama bersama klub asal London tersebut.
Di babak adu pinalti, Abraham menjadi eksekutor terakhir klub yang bermarkas di Stamford Bridge. Nahas, sepakannya mampu ditepis oleh kiper kedua The Reds, Adrian.
Bagi klub tertentu, nomor punggung bisa menjadi sebuah pertanda tentang masa depan sang pemain. Sebut saja AC Milan. Di klub asal Italia itu, belum ada pemakai nomor punggung 9 yang tampil memukau setelah Filippo Inzaghi. Lalu ada Manchester United. Setelah Ronaldo pindah ke Real Madrid dan meninggalkan nomor punggung 7, pemain silih berganti mengenakan nomor tersebut. Namun tetap saja tidak ada yang bisa mengulangi kesuksesan CR7 di Theater of Dream.
Dan kali ini, sama halnya dengan AC Milan dan Manchester United, Chelsea juga memiliki kisah serupa tentang “mimpi buruk” pemain dengan nomor punggung tertentu.
Yang masih hangat tentu kedatangan Gonzalo Higuain yang dipinjam dari Juventus. Setelah gagal puaskan penggemar di San Siro dengan nomor 9, penyerang asal Argentina masih belum kapok untuk kenakan nomor tersebut saat dilego ke Chelsea.
Higuain yang pede bisa tampil maksimal dibawah asuhan Maurizio Sarri tetap gagal patahkan rekor buruk tentang nomor 9 di Chelsea. Bermain sebanyak 18 kali, pemain berjuluk el Pipita hanya mampu sarangkan 5 gol saja.
Karena Chelsea ragu untuk permanenkan status Higuain, sang pemain akhirnya pulang ke Italia.
Sebelum Higuain, para penggemar Chelsea juga pernah dibuat kesal bukan main oleh Alvaro Morata. Dibeli dengan harga 70 juta pounds atau setara 1,2 triliun rupiah, Morata yang tampil cukup apik bersama Juventus tetap gagal penuhi ekspektasi klub. Bahkan, tingkah bodoh yang kerap dilakukannya di depan gawang tak jarang menjadi bahan cadaan warga maya.
Selama berseragam The Blues Chelsea, Morata total mainkan sebanyak 72 kali dan hanya mampu catatkan 24 gol.
Kemudian ada Radamel Falcao. Siapa yang tak kenal dengan striker super ganas dari Kolombia ini?
Falcao sempat menjadi striker yang menakutkan di lini depan bersama Atletico Madrid. Kala itu ia dipasangkan dengan Diego Costa di lini serang Los Rojiblancos. Penampilan apiknya saat di Atletico Madrid membuat klub Premier League tertarik mendatangkanya. Manchester United pernah menjadi pelabuhannya saat di Inggris.
Klub lainnya tentu Chelsea. Didatangkan dengan status sebagai pemain pinjaman dari AS Monaco, Falcao mendapatkan nomor punggung 9 diseragamnya. Sepertinya kutukan nomor sembilan di Chelsea berlanjut kepada pemain yang berjuluk el Tigre ini. Terbukti, satu musim bersama Chelsea, Falcao hanya mendapat kesempatan bermain 10 kali dan cuma mencetak satu gol saja. Hal ini disebabkan karena ia sering diterpa cedera.
Sebelum Falcao, ada juga nama Fernando Torres yang datang dengan status striker kelas wahid dari Liverpool. Meski sempat sumbangkan trofi Liga Champions untuk The Blues, Torres tetap diingat dengan segala kegagalannya di depan gawang.
Saat berseragam Liverpool, penampilan apik ia tunjukan dengan mencetak 81 gol dalam 142 pertandingan. Namun ia hanya mampu catatkan 45 gol dari 172 penampilan saat memakai nomor 9 di Chelsea.
Di musim 2008/09, Franco di Santo malah benar-benar gagal menjadi seorang penyerang. Dalam 16 kesempatan yang diberikan pelatih, di Santo tak mampu sarangkan satu gol pun untuk Chelsea.
Tak kalah buruk dengan di Santo, Steve Sidwell juga ukir cerita pahit saat membela klub yang bermarkas di Stamford Bridge. Memakai nomor punggung 9, Sidwell yang kini berusia 36 tahun hanya mampu sarangkan satu gol dari 25 penampilannya.
Lalu, Chelsea juga punya kisah yang tak terlalu menarik dengan penyerang bernama Khalid Boulahrouz. Didatangkan dari Hamburg SV, pemain yang dikenal serba bisa ini hanya habiskan waktu selama dua musim bersama Chelsea. Jumlah gol yang dicetak pun berakhir diangka 0.
Yang tak kalah tenar adalah Hernan Crespo. Kedatangan Crespo ke Stamford Bridge dianggap sebagai angin segar bagi para pendukung Chelsea. Namun, pemain yang dibeli dari Inter Milan seharga 16.8 juta pounds atau setara 267 milliar rupiah ini gagal memberikan ekspetasi yang diidamkan para fans. Sang pria Argentina hanya tampil sebanyak 73 kali dan cuma mampu mencetak 25 gol.
Karena sering dibekap cedera, Crespo akhirnya pindah ke AC Milan dan malah membawa klub tersebut lolos ke partai final Liga Champions Eropa.
Yang terakhir tentu ada Mateja Kezman.
Dianggap sebagai striker yang tajam di Eropa saat berseragam PSV Eindhoven, Kezman tertarik untuk meneruskan karirnya di Inggris. Didatangkan pada era kepelatihan Jose Mourinho dengan biaya transfer sebesar 5 juta pounds atau setara 79 milliar rupiah. Kezman yang saat berseragam PSV dapat menciptakan 105 gol dalam 122 pertandingan diharapkan dapat menjadi mesin gol bagi Chelsea.
Namun, saat di Chelsea ia hanya memainkan 25 laga dan mencetak empat gol. Dianggap sebagai pembelian yang gagal, Kezman kemudian memutuskan pindah dari Chelsea menuju Atletico Madrid. Kemesraan Kezman Bersama The Blues pun hanya bertahan satu musim saja.
Melihat para pendahulunya di Chelsea, mampukah Tammy Abraham patahkan kutukan nomor 9 di Stamford Bridge?